3 tips dari pakar Unair untuk menghindari pelecehan seksual di dunia maya

3 tips dari pakar Unair untuk menghindari pelecehan seksual di dunia maya

Rifqi Fauzan Sholeh
3 tips dari pakar Unair untuk menghindari pelecehan seksual di dunia maya

Kasus pelecehan seksual dapat ditemukan di berbagai platform, termasuk di dunia virtual reality.

Untuk menghindari pelecehan seksual, pakar dan profesor riset media UNAIR. Rachmah Ida memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan saat memasuki dunia maya.

1. Memahami ruang dan budaya platform.

Sebelum menggunakan platform, ia menyarankan pengguna potensial untuk memahami peraturan privasi dan keamanan.

“Yang terbaik adalah memahami karakter apa yang ada di ruang itu. Misalnya, di kota atau game yang disimulasikan, Anda harus mempelajari kerangka acuan dan disclaimer. Jika Anda setuju, itu berarti Anda berhasil terikat oleh hukum yang dibuat oleh perusahaan,” ujarnya, dan meluncurkan situs Unair, Rabu (29/29/2011). 12/12/2021).

2. Menentukan wilayah komunitas.

Dia mengatakan bahwa dunia virtual reality adalah dunia yang luas seperti dunia nyata.

Di dunia ini juga banyak wilayah yang ditempati oleh komunitas tertentu.

Oleh karena itu, menjelajahi suatu tempat membutuhkan perhatian dan pengetahuan khusus.

Merawat diri sendiri bisa dimulai dengan memahami apa yang bisa atau tidak bisa kita jelajahi, ujarnya.

3. Menyadari bahwa dunia maya berbeda dengan kenyataan.

Saat memasuki media, yang terbaik adalah memahami budaya dan cara kerja platform.

Ada mengatakan bahwa setiap media memiliki budayanya masing-masing, dan ada perbedaan budaya antara budaya nyata dan budaya virtual.

“Jika sudah bermain, pastikan kita tahu dan mengerti bahwa dunia yang kita mainkan adalah dunia virtual,” ujarnya.

Diakuinya, banyak kejahatan di dunia maya karena kelalaian pengguna dan tidak bisa membedakan antara kenyataan dan dunia maya.

Pengguna virtual reality yang dia sebut ghostwild belum dikonfirmasi.

“Karena sifatnya yang liar dan anonim, kami tidak mengetahui identitas sebenarnya di balik avatar tersebut,” jelasnya.

Semua media tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya kejahatan.

Oleh karena itu, sebagai pengguna media di dunia maya, ada baiknya kita membekali diri dengan pengetahuan agar tidak terkena tindak pidana pelecehan seksual di dunia maya.

Add Comments

Cancel

Iklan atas artikel

Iklan bawah artikel

Related Post