Urgensi Lahirnya Kurikulum Prototipe

Urgensi Lahirnya Kurikulum Prototipe

Pendidikan sebagai salah satunya fondasi untuk satu negara dengan pendidikan berkualitas akan bawa negara berkualitas juga. Instruksi UUD 1945 pasal tiga ayat satu mengatakan tiap masyarakat negara memiliki hak memperoleh pendidikan.

Merdeka Belajar istilah yang digaungkan pemerintahan lewat Kemendikbud Ristek. Karena ada ide Merdeka Belajar menurut penulis salah satunya urgensi lahirnya Kurikulum Prototipe.

Hasil penilaian Badan Standard, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek memperkuat uregensi dalam membuat Kurikulum Prototipe.

Keadaan wabah menggerakkan memerlukan rekondisi learning loss (kehilangan evaluasi) makin menambahkan daftar keutamaan implementasi Kurikulum Protipe.

Kepala BSKAP menerangkan dalam situs kemendikbud.go.id jika Kurikulum Prototipe mempunyai tujuan untuk memberikan ruangan lebih luas untuk peningkatan watak dan kapabilitas dasar siswa, seperti literatur dan numerasi.

Oleh karena itu penulis memiliki pendapat pentingnya kolaborasi Kurikulum Prototipe dengan Merdeka Belajar.

Merdeka Belajar untuk guru dikasih kelonggaran mengurus evaluasi untuk siswa. Untuk siswa dikasih kelonggaran dalam kepenguasaan materi yang diberi guru.

Kurikulum Prototipe tawarkan kelonggaran pada siswa pilih jalan hidup dengan contoh: siswa kelas 11 dan 12 akan bisa meramu sendiri gabungan mata pelajaran yang sesuai ketertarikannya.

Tetapi, masih tetap ada pelajaran yang wajib dituruti: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Seni Musik, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, dan Riwayat.

Dalam rencana menyongsong Kurikulum Prototipe perlu cara riil yang disiapkan diawali dari Pemerintahan Pusat lewat Kemendikbud Ristek, Pemerintahan Wilayah lewat Dinas Pendidikan, sampai ujung tombaknya pada guru sebagai eksekutor perancangan kurikulum yang prototipe, sesuai namanya.

Guru dan siswa sebagai "pemakai" Kurikulum Prototipe perlu pahami dahulu ide Merdeka Belajar, karena ada banyak di atas lapangan dijumpai diawali dari guru yang belum pahami ide Merdeka Belajar.

Masih ada "kotak-kotak belajar" belum out the box dalam meningkatkan evaluasi yang merdeka belajar baik pada siswa dan guru.

Karena ada pengetahuan ide itu, penulis berkeyakinan orangtua siswa akan memberikan dukungan seutuhnya.

Guru, siswa, dan orang-tua siswa harus bekerjasama dalam menyambut kesuksesan Kurikulum Prototipe.

Narasumber:

  • Dwi Nanda AR | Guru SMPN 27 Tanjab Timur, Jambi
Dapatkan pemberitahuan informasi pendidikan terbaru setiap hari dari Rifqifauzansholeh.com. Silahkan bergabung di grup Telegram dengan menyentuh nama berikut: "Blog Rifqi Fauzan" jika sudah diarahkan silahkan klik join. Pastikan kamu sudah menginstall aplikasi Telegram di smartphone kamu.

Lebih baru Lebih lama