Mengenal Abstraksi dalam Teks Anekdot dan 4 Struktur Lainnya
Abstraksi merupakan struktur dari sebuah teks anekdot. Struktur anekdot ini memiliki 5 bagian yaitu abstraksi, orientasi, krisis, reaksim dan koda.
Berdasarkan penjelasan yang dikutip dari "Intisari Materi Bahasa Indonesia SMA" karya Ai Mulyati dan Nurfajriah Hanifah, abstraksi ini memiliki fungsi menggambarkan keseluruhan isi teks anekdot menjadi bentuk yang lebih singkat. Oleh karena itu rata-rata strukturnya terletak diawal paragraf bahkan sering disebut sebagai tahap pembukaan.
Isi dari abstraksi didalam teks anekdot ini biasanya berupa hal unik dalam sebuah teks anekdot. Walaupun memang seharusnya sebuah teks anekdot ini memiliki abstraksi, tapi bagian ini bisa digunakan dan bisa juga tidak digunakan karena abstraksi ini sifatnya opsional saja. Selain abstraksi, dalam penyusunannya struktur teks anekdot ini disusun berdasarkan hal berikut ini.
Struktur Penyusun Teks Anekdot
1. Orientasi
Dari apa yang dijelaskan dalam buku modul Bahasa Indonesia Kemendikbud Kelas X yang disusun oleh Indri Anatya Permatasari, setelah bagian abstraksi nanti kamu akan masuk kedalam bagian orientasi. Bagian ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang dari sebuah peristiwa, mulai dari awal kejadian yang diceritakan secara detail sampai ke penggambaran bagian konflik dari cerita.
2. Krisis atau Komplikasi
Bagian krisis ini merupakan bagian puncak dari sebuah teks anekdot. Pada bagian ini nanti ditunjukan masalah-masalah yang menjadi point utama yang diutarakan oleh penulis.
Krisis ini dimaknai ketika adanya kejanggalan atau ketidakpuasan. Oleh karena itu bagian ini kerap kali dinamakan sebagai inti dari peristiwa anekdot.
3. Reaksi
Reaksi adalah bagian yang berbentuk respon atau tanggapan terhadap krisis yang sebelumnya sudah diceritakan. Reaksi ini seringkali berisikan pemaparan yang tiba-tiba dan tak terduga, Untuk itu, dalam bagian ini selalu diselipkan ungkapan celaan dan tertawaan.
4. Koda
Koda ini merupakan bagian akhir dari teks anekdot, pada bagian ini mengandung kesimpulan yang dapat berbentuk dalam sebuah komentar, persetujuan, atau penjelasan maksud dari kandungan cerita secara menyeluruh.
Pada bagian koda ini seringkali ditandai dengan kata-kata seperti akhirnya, demikianlah, atau seperti itulah. Tentunya kata-kata koda tersebut merupakan opsional dalam sebuah teks anekdot.
Dalam hal ini, kamu harus dapat memahami struktur teks anekdot ini, mulai dari abstraksi sampai koda, sehingga nantinya kamu dapat membuat teks anekdot yang lucu dan menarik.
Mengenal Teks Anekdot
Teks anekdot ini merupakan karangan cerita yang disusun berdasarkan pengalaman seseorang yang ditulis secara singkat dengan pembawaan yang lucu. Topik-topik anekdot dapat berisikan berupa karangan cerita yang memberikan kritik, sindiran, pendidikan, hukum, sampai politik.
Namun, yang seringkali ditemukan, teks anekdot ini merupakan cerita yang mengisahkan seorang tokoh penting yang memang ada dikehidupan nyata. Supaya didalam ceritanya mengandung unsur lucu, maka dalam teks anekdot sering dilengkapi dengan rekaan-rekaan.
Walaupun cerita teks anekdot ini didalamnya mengandung kritikan, kerennya cerita teks anekdot tidak akan sampai menyakiti atau mengutarakan kata-kata kasar. Karena tujuan dari teks anekdot ini adalah untuk menyampaikan pesan-pesan moral atau kebenaran kepada khalayak umum.
Banyak orang yang menyebutkan bahwasannya teks anekdot ini merupakan sindiran alami. Untuk itu, anekdot ini masuk kedalam kategori humor. Humor dalam teks anekdot ini dapat berisikan sindiran mengenai permasalahan yang ada atau bisa juga sebagai sindiran kepada orang yang diceritakan dibagian abstraksi.
Dapatkan pemberitahuan informasi pendidikan terbaru setiap hari dari Rifqifauzansholeh.com. Silahkan bergabung di grup Telegram dengan menyentuh nama berikut: "Blog Rifqi Fauzan" jika sudah diarahkan silahkan klik join. Pastikan kamu sudah menginstall aplikasi Telegram di smartphone kamu.
Dulu.. sering mendengar kata anekdot ini, bahkan sepertinya pernah populer di tahun berapa, ya? saya lupa hihihi. Senang bisa lebih mengenal tentang struktur text dalam anekdot ini. Terima kasih sudah berbagi, kak.
BalasHapusDulu paling menguras pikiran kalau bikin anekdot. Karena enggak begitu bisa memberi humor sekaligus sindiran di dalam cerita. Salut sama yang jago bikin anekdot.
BalasHapusJadi berasa anak seragam putih abu lagi nih belajar bahasa Indonesia membahas bikin anekdot.
BalasHapusMemang kalau tidak paham bakalan sulit bikin tugas seperti ini. Saya harap semuanya bisa selalu bersemangat...
Aku suka baca cerita anekdot atau humor lainnya. Tapi aku pribadi belum pernah coba buat, rasanya penasaran juga. apakah ada rasa humor ketika menulisnya ya..
BalasHapusAih ternyata menulis atau menceritakan anekdot itu ada sistimatisnya juga ya supaya pesan lucunya tersampaikan
BalasHapusWaa jadi ingat pelajaran SMA waktu belajar anekdot ini, pelajarannya kusuka karena karangan ceritanya kadang lucu2 gitu jadi gak serius2 bgt, hihi
BalasHapusSaya agak lemot masalah anekdot ini hehe, terima kasih pembahasannya
BalasHapusBaru tau soal anekdot ini. Pernah dengar sih. Tapi gak pernah ada bayangan kalau anekdot itu berupa karangan cerita.
BalasHapusAnekdot ini populer banget era 1980-an dan 1990-an. Saat itu literasi cetak sedang jaya-jayanya. Sekarang yang populer stand up komedi karena era digital. Gimana caranya agar anekdot ini tetap terpelihara ya di era digital...
BalasHapusCara menyampaikan pesan atau bisa juga kritikan secara halus lewat teks anekdot, sehingga gak seperti merasa digurui tapi jadi langsung tercerahkan ya.
BalasHapusIntinya teks anekdot itu ada unsur humornya ya? Hehe aku bacanya mangguk2 meskipun rada bingung
BalasHapusWah artikel Mengenal Abstraksi dalam Teks Anekdot dan 4 Struktur Lainnya ini membuka pengetahuanku tentang anekdot
BalasHapusBerasa sekolah lagi
Terima kasih banyak kak, semoga bisa menulis dengan sebaiknya dari referensi ini ya karena perubahan ada tetapi yang lama nggak boleh ditinggal
BalasHapus