Perbedaan Langkah Berpikir Sinkronis dan Diakronis, Pelajar Sudah Tahu?
Istilah sinkronis dan diakronis kerap ditemui saat pelajar sedang belajar sejarah. Kedua konsep itu sering dihubungkan dengan berpikir dalam sejarah.
Mencuplik dari Buku Pelajar Sejarah Peminatan SMA/MA Kelas 10 karya FX. Sugeng Wahyu Widodo, S.Pd., sinkronis dan diakronis sebagai pemikiran saat lakukan riset sejarah.
Langkah berpikir sinkronis memiliki arti memahami kehidupan sosial warga secara meluas dan berdasar pada dimensi ruang. Konsep sinkronis merinci kehidupan sosial warga dengan detail berdasar beberapa faktor.
Sedangkan, langkah berpikir diakronis memiliki arti memahami kehidupan sosial warga secara memanjang berdasar dimensi waktu. Adapun konsep ini melihat warga sebagai suatu hal yang bergerak dan berproses terus-terusan dari hari ke hari secara berkesinambungan.
Lalu, apa yang membandingkan keduanya? Baca penuturannya berikut ini.
Perbedaan Langkah Berpikir Sinkronis dan Diakronis
Merilis dari situs Rumah Belajar Kemdikbud, langkah berpikir sinkronis semakin makin tambah meluas dalam ruang, tapi terbatas dalam kurun waktu. Sedangkan, langkah berpikir diakronis memanjang dalam kurun waktu, tapi terbatas di di dalam ruangan.
Berdasar e-Modul Sejarah Indonesia Kelas X: Konsep Berpikir Kronologis, Diakronik, Sinkronik, Ruangan, dan Waktu dalam Sejarah, sinkronis datang dari bahasa Yunani yakni syn yang memiliki makna dengan dan chronoss yang maknanya waktu . Maka, sinkronis mempelajari kejadian sejarah dengan semua aspeknya pada periode tertentu.
Langkah berpikir sinkronis cuma menganalisa suatu hal pada keadaan tertentu serta lebih mengutamakan pada susunan. Maksudnya sendiri untuk membahas pola-pola, beberapa gejala, dan watak sebuah kejadian pada periode tertentu.
Sama seperti dengan sinkronis, istilah diakronis datang dari Yunani yang memiliki arti lewat, melebihi, dan chronoss yang memiliki makna pengetahuan.
Bila dihubungkan dengan sejarah, maka langkah berpikir diakronis akan mengajari ke seorang agar semakin cermat dalam memperhatikan tanda-tanda atau peristiwa tertentu.
Maka berdasar penjelasan di atas, maka perbedaan konsep berpikir sinkronis dan diakronis berada pada lingkup waktu dan ruangannya.
Konsep berpikir sinkronis tidak fokus pada waktu, dan diakronis mengutamakan faktor waktu daripada lingkup ruangannya.
Sesudah diketahui ketidaksamaan di antara keduanya, kedua konsep itu mempunyai cirinya masing-masing. Silahkan baca penuturannya berikut ini.
Beberapa ciri Langkah Berpikir Sinkronis
Berikut adalah beberapa ciri konsep sinkronis, yakni:
- Pelajari kejadian sejarah yang terjadi pada waktu tertentu.
- Mengutamakan pengkajian kejadian pada pola-pola, tanda-tanda, dan watak.
- Memiliki sifat horizontal.
- Tidak mempunyai konsep perbandingan.
- Capaian pengkajian lebih sempit.
- Mempunyai pengkajian yang paling struktural.
- Pengkajian memiliki sifat serius dan dalam.
Beberapa ciri Langkah Berpikir Diakronis
Ada beberapa ciri-ciri dalam konsep diakronis, salah satunya yakni:
- Keterangan memiliki sifat vertikal dan runut.
- Mengutamakan proses durasi waktu.
- Lingkup pengkajian atau ulasan lebih luas.
- Mengurai ulasan pada satu kejadian.
- Membahas keberlanjutan di antara satu kejadian dengan lainnya.
- Ada konsep perbedaan.
Nach, itu dia ulasan berkenaan langkah berpikir sinkronis dan diakronis dalam sejarah. Mudah-mudahan artikel ini bisa menambahkan pemahaman kalian ya.
Dapatkan pemberitahuan informasi pendidikan terbaru setiap hari dari Rifqifauzansholeh.com. Silahkan bergabung di grup Telegram dengan menyentuh nama berikut: "Blog Rifqi Fauzan" jika sudah diarahkan silahkan klik join. Pastikan kamu sudah menginstall aplikasi Telegram di smartphone kamu.
Posting Komentar