cara mendidik
cara2
mendidik
pendidikan karakter

Kenapa sih saya pilih buku ini karena mudah dipahami dan ringkas sebetulnya Adapun nanti penambahan penjelasan bisa kan sendiri juga sebetulnya juga saya berharap keberkahan dari beliau dengan mengkaji buku yang dikarang oleh Beliau.
Nah untuk mempersingkat waktu Oke kita langsung aja Belajar bareng aja lah dari buku ini yang saya pahami terkait dimensi manusia tekan-tekan yang saya muliakan sebelum kita masuk ke pembahasan kita harus dulu berpikirlah sebentar mengenai maksud keberadaan kita di bumi ini ya sederhananya kita bertanya apa maksud dan tujuan keberadaan kita di bumi ini karena pembahasan ini menggunakan pendekatan teologis maka jawabannya akan merujuk pada jawaban yang ada pada agama Islam.
Yang saya pahami setidaknya menjawab dengan dua jawaban yang pertama jawabannya bahwa sesungguhnya manusia diciptakan untuk beribadah Boleh dicek di Quran surat az-zariyat ayat ke-56 juga yang kedua manusia dijadikan sebagai khalifah dimuka bumi ini nah ini di Quran surat al-baqarah ayat ke-30.
Nah dari kedua maksud dan tujuan itulah sebagai khalifah dan sebagai hamba Allah Allah juga telah menyiapkan perangkat pada diri manusia untuk menjalankan tugasnya tersebut perangkat itu kita sebut saja dimensi lah supaya mudah dipahami.
Komponen apa saja dimensi itu? yang pertama roh yang kedua akal yang ketiga jasad.
Nah kali ini kita akan bahas dimensi pertama yaitu RUH, Apa itu ruh? Ruh adalah kata sederhana sebetulnya yang tersusun dari tiga huruf r, u & a atau di dalam bahasa Arab Ra, Wau dan Ha. Ada yang mengatakan secara bahasa berasal dari bahasa Arab memang dari bahasa Arab sebetulnya yaitu kata rihun atau area yang berarti angin atau sesuatu yang tak terlihat. Tapi menurut KBBI roh adalah unsur yang ada dalam jasad manusia yang diciptakan sebagai penyebab adanya hidup dan kehidupan. Saya berasumsi mungkin saja definisi ini dihasilkan dari pengamatan dan pengalaman ketika manusia Pasti karena ketika manusia matikan jasadnya tak mampu lagi bergerak seperti tidak ada daya atau energi lagi, bisa juga kita analogikan ruh itu seperti energi yang menghidupkan seperti listrik yang dari energi listrik itulah beberapa perabotan dapat hidup seperti lampu, dispenser, Magic Com, mesin cuci dan lain-lain.
Nah karakteristik dari ruh ini sifatnya non materi atau non empiris artinya ruh ini sesuatu yang abstrak tidak dapat dilihat diraba dan tidak kasatmata banyak penelitian ilmiah pada masa modern ini yang dilakukan untuk menyingkap rahasia roh tapi sayang hasilnya bukan menambah pengetahuan tentang ruh itu sendiri yang diperoleh justru malah kebingungan dan bahkan tidak mendapatkan apa-apa karena Allah sendiri telah mengatakan dalam Alquran surat al-isra ayat ke-85 bahwa kita diberikan pengetahuan ruh itu hanya sedikit karena karakteristik atau sifat Ruh ini sesuatu yang abstrak yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata.
Kalau gitu gimana sih caranya kita untuk mengenali Ruh kita? Ruh itu hanya dapat dirasakan dan dipahaminya melalui pendekatan agama saya bisa mengilustrasikan ketika manusia melakukan aktivitas zikir atau mengingat Allah tentu yang sedang mendapat manfaatnya dari zikir tersebut adalah ruh bukan jasad bukan akal karena dengan berzikir yang kita dapatkan adalah ketenangan dan kedamaian.
Nah kedamaian dan ketenangan itu kan perasaan, perasaan kan tidak dapat dibuktikan rupanya, kemudian apa kaitannya Ruh dengan pendidikan karena ruh sebagai bagian dimensi dalam tubuh manusia maka ruh juga perlu dididik, bagaimana cara mendidik ruh ini? Yakni dengan memberikan pendidikan bagi hati karena hati dikatakan merupakan bagian yang berfungsi sebagai indera perasa pada diri manusia.
Hati itu hanya perlu diberikan pendidikan berzikir jadi berzikir merupakan cara mendidik bagi ruh manusia kalau saya lebih menyederhanakan Ingat kepada Allah merupakan makanan dan pendidikan bagi ruh dan dengan berdzikir maka manusia akan tercukupi kebutuhan batin dengan ciri-ciri perasaan tenang dan damai dan dengan mengingat Allah pula manusia sebetulnya dan mengupgrade keimanannya dan sedang berkomunikasi dengan energi di luar dirinya.
Namun sebagai suatu kesatuan yang utuh pada diri manusia antara ruh, akal dan jasad memiliki hubungan yang sangat signifikan, keimanan itu harus disertai dengan ilmu-ilmu diperoleh melalui belajar menggunakan perangkat akal dan proses pembelajaran diperoleh dengan cara panca indera kita menggunakan perangkat jasad jadi semuanya sebetulnya memberikan pengaruh satu sama lain.
Kritik saya terhadap pendidikan hari ini mustinya jika kita ketahui bersama bahwa ruh juga merupakan bagian yang tidak boleh dilupakan karena bagian dari dimensi manusia itu sendiri maka seharusnya pendidikan keagamaan mestinya jam sekolahnya itu lebih banyak jam belajarnya itu lebih banyak karena penyelenggaraan pendidikan tidak menyediakan waktu yang cukup untuk pendidikan ruh ini.
Bisa kita lihat realitasnya di sekolah formal hanya ada dua jam kali 45 menit dalam satu minggu ya syukur-syukur kalau pendidikan ruh ini didapatkan anak selain di sekolah kalau tidak ya bermasalah nantinya. Akal boleh sehat, jasad boleh sehat, tapi rohnya cacat dan tidak baik Kalau itu tentu kita akan mengharapkan manusia Indonesia itu berwawasan luas terampil juga cerdas secara spiritual.
Maka bagi kita semua selayaknya harus memperhatikan pendidikan ruh ini dengan memperbanyak kegiatan agama dan mengasah keimanan kita kepada Allah baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat Insya Allah di artikel selanjutnya kita akan membahas dimensi yang kedua dalam diri manusia yaitu dimensi akal Sekian dari saya Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
CARA MENDIDIK RUH - DIMENSI MANUSIA

CARA MENDIDIK RUH - DIMENSI MANUSIA
Cara Mendidik Ruh - Dimensi Manusia - Pada kesempatan kali ini saya akan mereview dulu buku yang akan saya jadikan referensi untuk kita bahas, kita akan membahas terkait dimensi manusia nah ini bukunya buku ini saya beli waktu saya kuliah S1 langsung beli dari dosen sekaligus penulisnya yaitu "Doktor Haji Asep Ahmad Fathur Rahman LC., M.Ag" judul bukunya "Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Teologis dan Filosofis".Kenapa sih saya pilih buku ini karena mudah dipahami dan ringkas sebetulnya Adapun nanti penambahan penjelasan bisa kan sendiri juga sebetulnya juga saya berharap keberkahan dari beliau dengan mengkaji buku yang dikarang oleh Beliau.
Nah untuk mempersingkat waktu Oke kita langsung aja Belajar bareng aja lah dari buku ini yang saya pahami terkait dimensi manusia tekan-tekan yang saya muliakan sebelum kita masuk ke pembahasan kita harus dulu berpikirlah sebentar mengenai maksud keberadaan kita di bumi ini ya sederhananya kita bertanya apa maksud dan tujuan keberadaan kita di bumi ini karena pembahasan ini menggunakan pendekatan teologis maka jawabannya akan merujuk pada jawaban yang ada pada agama Islam.
Yang saya pahami setidaknya menjawab dengan dua jawaban yang pertama jawabannya bahwa sesungguhnya manusia diciptakan untuk beribadah Boleh dicek di Quran surat az-zariyat ayat ke-56 juga yang kedua manusia dijadikan sebagai khalifah dimuka bumi ini nah ini di Quran surat al-baqarah ayat ke-30.
Nah dari kedua maksud dan tujuan itulah sebagai khalifah dan sebagai hamba Allah Allah juga telah menyiapkan perangkat pada diri manusia untuk menjalankan tugasnya tersebut perangkat itu kita sebut saja dimensi lah supaya mudah dipahami.
Komponen apa saja dimensi itu? yang pertama roh yang kedua akal yang ketiga jasad.
Nah kali ini kita akan bahas dimensi pertama yaitu RUH, Apa itu ruh? Ruh adalah kata sederhana sebetulnya yang tersusun dari tiga huruf r, u & a atau di dalam bahasa Arab Ra, Wau dan Ha. Ada yang mengatakan secara bahasa berasal dari bahasa Arab memang dari bahasa Arab sebetulnya yaitu kata rihun atau area yang berarti angin atau sesuatu yang tak terlihat. Tapi menurut KBBI roh adalah unsur yang ada dalam jasad manusia yang diciptakan sebagai penyebab adanya hidup dan kehidupan. Saya berasumsi mungkin saja definisi ini dihasilkan dari pengamatan dan pengalaman ketika manusia Pasti karena ketika manusia matikan jasadnya tak mampu lagi bergerak seperti tidak ada daya atau energi lagi, bisa juga kita analogikan ruh itu seperti energi yang menghidupkan seperti listrik yang dari energi listrik itulah beberapa perabotan dapat hidup seperti lampu, dispenser, Magic Com, mesin cuci dan lain-lain.
Nah karakteristik dari ruh ini sifatnya non materi atau non empiris artinya ruh ini sesuatu yang abstrak tidak dapat dilihat diraba dan tidak kasatmata banyak penelitian ilmiah pada masa modern ini yang dilakukan untuk menyingkap rahasia roh tapi sayang hasilnya bukan menambah pengetahuan tentang ruh itu sendiri yang diperoleh justru malah kebingungan dan bahkan tidak mendapatkan apa-apa karena Allah sendiri telah mengatakan dalam Alquran surat al-isra ayat ke-85 bahwa kita diberikan pengetahuan ruh itu hanya sedikit karena karakteristik atau sifat Ruh ini sesuatu yang abstrak yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata.
Kalau gitu gimana sih caranya kita untuk mengenali Ruh kita? Ruh itu hanya dapat dirasakan dan dipahaminya melalui pendekatan agama saya bisa mengilustrasikan ketika manusia melakukan aktivitas zikir atau mengingat Allah tentu yang sedang mendapat manfaatnya dari zikir tersebut adalah ruh bukan jasad bukan akal karena dengan berzikir yang kita dapatkan adalah ketenangan dan kedamaian.
Nah kedamaian dan ketenangan itu kan perasaan, perasaan kan tidak dapat dibuktikan rupanya, kemudian apa kaitannya Ruh dengan pendidikan karena ruh sebagai bagian dimensi dalam tubuh manusia maka ruh juga perlu dididik, bagaimana cara mendidik ruh ini? Yakni dengan memberikan pendidikan bagi hati karena hati dikatakan merupakan bagian yang berfungsi sebagai indera perasa pada diri manusia.
Hati itu hanya perlu diberikan pendidikan berzikir jadi berzikir merupakan cara mendidik bagi ruh manusia kalau saya lebih menyederhanakan Ingat kepada Allah merupakan makanan dan pendidikan bagi ruh dan dengan berdzikir maka manusia akan tercukupi kebutuhan batin dengan ciri-ciri perasaan tenang dan damai dan dengan mengingat Allah pula manusia sebetulnya dan mengupgrade keimanannya dan sedang berkomunikasi dengan energi di luar dirinya.
Namun sebagai suatu kesatuan yang utuh pada diri manusia antara ruh, akal dan jasad memiliki hubungan yang sangat signifikan, keimanan itu harus disertai dengan ilmu-ilmu diperoleh melalui belajar menggunakan perangkat akal dan proses pembelajaran diperoleh dengan cara panca indera kita menggunakan perangkat jasad jadi semuanya sebetulnya memberikan pengaruh satu sama lain.
Kritik saya terhadap pendidikan hari ini mustinya jika kita ketahui bersama bahwa ruh juga merupakan bagian yang tidak boleh dilupakan karena bagian dari dimensi manusia itu sendiri maka seharusnya pendidikan keagamaan mestinya jam sekolahnya itu lebih banyak jam belajarnya itu lebih banyak karena penyelenggaraan pendidikan tidak menyediakan waktu yang cukup untuk pendidikan ruh ini.
Bisa kita lihat realitasnya di sekolah formal hanya ada dua jam kali 45 menit dalam satu minggu ya syukur-syukur kalau pendidikan ruh ini didapatkan anak selain di sekolah kalau tidak ya bermasalah nantinya. Akal boleh sehat, jasad boleh sehat, tapi rohnya cacat dan tidak baik Kalau itu tentu kita akan mengharapkan manusia Indonesia itu berwawasan luas terampil juga cerdas secara spiritual.
Maka bagi kita semua selayaknya harus memperhatikan pendidikan ruh ini dengan memperbanyak kegiatan agama dan mengasah keimanan kita kepada Allah baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat Insya Allah di artikel selanjutnya kita akan membahas dimensi yang kedua dalam diri manusia yaitu dimensi akal Sekian dari saya Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Via
cara mendidik
Posting Komentar