#Pendidikan
Berita Pendidikan
Pendidikan
peradaban pendidikan
perempuan sebagai pilar

“Perempuan bukanlah berasal dari kepala untuk ditinggikan, bukan pula berasal dari kaki sehingga dapat kau pandang rendah. Perempuan berasal dari rusuk yang letaknya dekat dengan hati, untuk itulah perempuan patut dijaga dan dilindungi karena ia akan bekerja dengan hati.”
Salah satu indikator dalam menilai keberhasilan pembangunan dari peradaban adalah dengan melihat bagaimana status dan peran perempuan dalam masyarakat. Dewasa ini, peran perempuan tidak dapat diragukan lagi. Perempuan ikut andil dalam berbagai sektor pembangunan mulai dari bidang sosial politik, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Masuknya berbagai paradigma dari negara maju dapat diserap dengan baik sehingga peran perempuan semakin nyata di dalam kehidupan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa sebaiknya kita jangan dulu tergesa-gesa untuk meniru cara hidup modern ala Eropa dan jangan pula terikat pada sistem yang konservatif atau kebiasaan kolot. Akan lebih baik apabila kita menyesuaikan segalanya dengan keadaan di sekeliling kita yang sesuai dengan kodratnya. Ki Hajar Dewantara mengatakan dalam bukunya yang berjudul Karya Ki Hajar Dewantara, “Hai perempuan Indonesia! Masuklah ke dalam dunia pendidikan. Di situlah kamu merasakan kenikmatan diri karena kamu bekerja untuk kemuliaan rakyat dan bangsa. Hal itu selaras dengan kodratmu lahir dan batin.”
Nah, berdasarkan pemikiran tersebut, terbukti bahwa perempuan sangat diistimewakan untuk masuk ke dalam dunia pendidikan dan mengemban tugas sebagai pendidik. Dalam kondisi internasional yang penuh dengan persaingan global, perempuan pun dapat membuktikan kompetensinya yang baik di mata dunia. Kita lihat contohnya pada fenomena banyaknya perempuan yang berada di posisi penting badan Internasional seperti PBB, WHO, dan UNESCO.
Namun, ada beberapa hambatan yang seringkali ditemui oleh kaum perempuan dalam mewujudkan eksistensinya di masyarakat. Diantaranya adalah sistem konservatif dan subordinatif yang membuat perempuan menjadi tersingkirkan perannya karena didominasi oleh laki-laki. Padahal, pada masa modern ini wujud dari kesetaraan gender sudah sering digaungkan oleh perempuan dengan menunjukkan urgensinya yang begitu besar di kehidupan masyarakat.
Dalam sejarah Indonesia, kita mengenal dengan baik sosok R.A. Kartini yang memiliki rasa kepedulian tiggi atas nasib pendidikan untuk menciptakan pribadi yang cerdas secara ilmu pengetahuan dan cerdas secara karakter. Karyanya yang fenomenal berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang benar-benar menyadarkan peran perempuan yang demikian besar di dalam kehidupan yang seharusnya diselaraskan dengan haknya mendapat pendidikan. Selain karya yang berupa buku tersebut, Kartini juga sangat rajin berkorespondensi dengan dua sahabatnya di Belanda, Stella Zeehandler dan Nyonya Abendanon. Dalam suratnya itulah pemikiran kritis dan ide-ide Kartini dalam memperjuangkan pendidikan dan hak perempuan terlihat jelas.
Catatan sejarah Indonesia yang lain menyebutkan bahwa dalam peradaban Indonesia mempunyai nama-nama perempuan hebat lainnya seperti Dewi Sartika, Cut Nyak Dien, dan pahlawan perempuan lain yang secara nyata mempunyai peran besar terhadap bangsa ini. Sejatinya para perempuan memang harus menepis pemikiran tradisional yang sudah mengakar di masyarakat mengenai peran perempuan yang hanya berkutat di dapur, sumur, dan kasur. Tentu saja perempuan mempunyai peran yang lebih kompleks dari itu semua.
Peradaban yang semakin maju akan membawa dan menciptakan pemikiran yang maju pula dalam masyarakat. Sangat banyak sekolah yang didirikan khusus untuk mendidik anak-anak perempuan di beberapa negara. Selain itu, perempuan pun sekarang bisa dengan bebas menjadi petinggi publik dan memperjuangkan ide-ide mereka selama masih sesuai dengan nilai yang berlaku. Di negara timur, sekolah khusus anak perempuan diperjuangkan oleh seorang perempuan cerdas bernama Fatima Al-Fihri dengan mendirikan sekolah al-Qarawiyyin. Sekolah ini memiliki peran penting untuk mendidik anak-anak perempuan di wilayah Maroko.
Kemajuan peradaban dalam bidang astronomi pada abad ke-10 Masehi juga dipelopori oleh seorang perempuan bernama Mariam “al-Asturlabi” Al-Ijilya. Ia telah merancang astrolabe yang digunakan dalam astronomi untuk mengetahui dan menentukan posisi matahari, planet-planet, dan navigasi. Dengan penemuannya itu, ia kemudian dipekerjakan oleh penguasa pada zamannya.
Tidak hanya itu, kita juga dapat mencontoh perempuan cerdas dari Andalus bernama Lubna yang unggul dalam bidang tata bahasa, retorika, matematika, dan kaligrafi. Karena kecerdasannya itu, beliau diangkat menjadi salah satu sekretaris kepala negara dan tentu saja memegang posisi yang penting untuk urusan korespondensi resmi negara.
Sangat banyak kisah perempuan yang berjuang dan berperan dalam membangun peradaban dunia. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena mayoritas perempuan di dunia pasti telah menyadari besarnya peran mereka di berbagai sektor pembangunan. Namun, dengan peran-peran perempuan yang demikian banyak tersebut tentu tidak bisa dijadikan alasan perempuan untuk lalai dan lupa pada kodratnya. Para perempuan tangguh dan cerdas pasti dapat memaksimalkan potensi tanpa melupakan peran yang telah melekat pada dirinya sendiri. Yuk, perempuan Indonesia, jadilah perempuan cerdas dan tangguh yang berperan penting untuk peradaban dunia.
PEREMPUAN SEBAGAI PILAR PERADABAN DAN PENDIDIKAN

PEREMPUAN SEBAGAI PILAR PERADABAN DAN PENDIDIKAN
Seorang generasi pembangun dan penerus bangsa lahir dari rahim perempuan dan tentu saja akan mendapatkan pengetahuan pertama dari ibunya. Begitulah kodrat perempuan yang paling dasar; memberi pendidikan awal bagi anaknya. Namun, ada sebuah ungkapan yang mengatakan:“Perempuan bukanlah berasal dari kepala untuk ditinggikan, bukan pula berasal dari kaki sehingga dapat kau pandang rendah. Perempuan berasal dari rusuk yang letaknya dekat dengan hati, untuk itulah perempuan patut dijaga dan dilindungi karena ia akan bekerja dengan hati.”
Salah satu indikator dalam menilai keberhasilan pembangunan dari peradaban adalah dengan melihat bagaimana status dan peran perempuan dalam masyarakat. Dewasa ini, peran perempuan tidak dapat diragukan lagi. Perempuan ikut andil dalam berbagai sektor pembangunan mulai dari bidang sosial politik, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Masuknya berbagai paradigma dari negara maju dapat diserap dengan baik sehingga peran perempuan semakin nyata di dalam kehidupan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa sebaiknya kita jangan dulu tergesa-gesa untuk meniru cara hidup modern ala Eropa dan jangan pula terikat pada sistem yang konservatif atau kebiasaan kolot. Akan lebih baik apabila kita menyesuaikan segalanya dengan keadaan di sekeliling kita yang sesuai dengan kodratnya. Ki Hajar Dewantara mengatakan dalam bukunya yang berjudul Karya Ki Hajar Dewantara, “Hai perempuan Indonesia! Masuklah ke dalam dunia pendidikan. Di situlah kamu merasakan kenikmatan diri karena kamu bekerja untuk kemuliaan rakyat dan bangsa. Hal itu selaras dengan kodratmu lahir dan batin.”
Nah, berdasarkan pemikiran tersebut, terbukti bahwa perempuan sangat diistimewakan untuk masuk ke dalam dunia pendidikan dan mengemban tugas sebagai pendidik. Dalam kondisi internasional yang penuh dengan persaingan global, perempuan pun dapat membuktikan kompetensinya yang baik di mata dunia. Kita lihat contohnya pada fenomena banyaknya perempuan yang berada di posisi penting badan Internasional seperti PBB, WHO, dan UNESCO.
Namun, ada beberapa hambatan yang seringkali ditemui oleh kaum perempuan dalam mewujudkan eksistensinya di masyarakat. Diantaranya adalah sistem konservatif dan subordinatif yang membuat perempuan menjadi tersingkirkan perannya karena didominasi oleh laki-laki. Padahal, pada masa modern ini wujud dari kesetaraan gender sudah sering digaungkan oleh perempuan dengan menunjukkan urgensinya yang begitu besar di kehidupan masyarakat.
Dalam sejarah Indonesia, kita mengenal dengan baik sosok R.A. Kartini yang memiliki rasa kepedulian tiggi atas nasib pendidikan untuk menciptakan pribadi yang cerdas secara ilmu pengetahuan dan cerdas secara karakter. Karyanya yang fenomenal berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang benar-benar menyadarkan peran perempuan yang demikian besar di dalam kehidupan yang seharusnya diselaraskan dengan haknya mendapat pendidikan. Selain karya yang berupa buku tersebut, Kartini juga sangat rajin berkorespondensi dengan dua sahabatnya di Belanda, Stella Zeehandler dan Nyonya Abendanon. Dalam suratnya itulah pemikiran kritis dan ide-ide Kartini dalam memperjuangkan pendidikan dan hak perempuan terlihat jelas.
Catatan sejarah Indonesia yang lain menyebutkan bahwa dalam peradaban Indonesia mempunyai nama-nama perempuan hebat lainnya seperti Dewi Sartika, Cut Nyak Dien, dan pahlawan perempuan lain yang secara nyata mempunyai peran besar terhadap bangsa ini. Sejatinya para perempuan memang harus menepis pemikiran tradisional yang sudah mengakar di masyarakat mengenai peran perempuan yang hanya berkutat di dapur, sumur, dan kasur. Tentu saja perempuan mempunyai peran yang lebih kompleks dari itu semua.
Peradaban yang semakin maju akan membawa dan menciptakan pemikiran yang maju pula dalam masyarakat. Sangat banyak sekolah yang didirikan khusus untuk mendidik anak-anak perempuan di beberapa negara. Selain itu, perempuan pun sekarang bisa dengan bebas menjadi petinggi publik dan memperjuangkan ide-ide mereka selama masih sesuai dengan nilai yang berlaku. Di negara timur, sekolah khusus anak perempuan diperjuangkan oleh seorang perempuan cerdas bernama Fatima Al-Fihri dengan mendirikan sekolah al-Qarawiyyin. Sekolah ini memiliki peran penting untuk mendidik anak-anak perempuan di wilayah Maroko.
Kemajuan peradaban dalam bidang astronomi pada abad ke-10 Masehi juga dipelopori oleh seorang perempuan bernama Mariam “al-Asturlabi” Al-Ijilya. Ia telah merancang astrolabe yang digunakan dalam astronomi untuk mengetahui dan menentukan posisi matahari, planet-planet, dan navigasi. Dengan penemuannya itu, ia kemudian dipekerjakan oleh penguasa pada zamannya.
Tidak hanya itu, kita juga dapat mencontoh perempuan cerdas dari Andalus bernama Lubna yang unggul dalam bidang tata bahasa, retorika, matematika, dan kaligrafi. Karena kecerdasannya itu, beliau diangkat menjadi salah satu sekretaris kepala negara dan tentu saja memegang posisi yang penting untuk urusan korespondensi resmi negara.
Sangat banyak kisah perempuan yang berjuang dan berperan dalam membangun peradaban dunia. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena mayoritas perempuan di dunia pasti telah menyadari besarnya peran mereka di berbagai sektor pembangunan. Namun, dengan peran-peran perempuan yang demikian banyak tersebut tentu tidak bisa dijadikan alasan perempuan untuk lalai dan lupa pada kodratnya. Para perempuan tangguh dan cerdas pasti dapat memaksimalkan potensi tanpa melupakan peran yang telah melekat pada dirinya sendiri. Yuk, perempuan Indonesia, jadilah perempuan cerdas dan tangguh yang berperan penting untuk peradaban dunia.
Via
#Pendidikan
Posting Komentar