Baru-baru ini, mata uang yuan China semakin sering digunakan dalam transaksi lintas batas. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan untuk meletakkan dasar sistem perdagangan yang berjalan paralel dengan mata uang dolar AS yang selama ini dominan.
Menurut data, pada Maret lalu, lebih banyak transaksi lintas batas dengan China diselesaikan dalam yuan daripada dalam dolar. Bahkan, Argentina telah menyatakan kesiapannya untuk membayar barang-barang dari China secara teratur dalam yuan.
Meskipun dolar masih mendominasi perdagangan dunia, semakin banyak kesepakatan bilateral yang mengatur pembayaran dalam yuan dengan China. Mulai dari pembelian minyak China di Timur Tengah hingga perdagangan dari Brazil ke Rusia.
Tren penggunaan yuan ini juga didorong oleh sanksi Barat, terutama dari AS, terhadap Rusia yang telah mengeluarkannya dari sistem pembayaran global. Hal ini memicu negara lain untuk mempercepat pengembangan mata uang alternatif untuk perdagangan.
Menurut Chi Lo, seorang ahli strategi investasi senior di BNP Paribas Asset Management di Hong Kong, eksportir dan importir komoditas terbesar dunia seperti China, Rusia, dan Brasil, kini telah bekerja sama menggunakan yuan untuk pembayaran lintas batas. Kerja sama ini dapat menarik negara lain untuk menggunakan yuan secara bertahap dan mengangkat nilai yuan dengan meredam dominasi dolar.
Selama ini, China telah berusaha meningkatkan penggunaan yuan yang saat ini hanya mencapai 2,2% dari pembayaran global. Konflik antara Rusia dan Ukraina, serta sanksi Barat yang dihasilkan, memberikan dorongan yang signifikan.
Pangsa yuan di pasar mata uang Rusia telah melonjak menjadi 40% hingga 45%, dari kurang dari 1% pada awal tahun lalu. Sementara, porsi pembiayaan perdagangan dunia menurut SWIFT, meningkat menjadi 4,5% pada Februari dari 1,3% dua tahun lalu. Dalam hal ini, dolar masih mencapai 84%.
Meskipun demikian, para ahli meyakini bahwa penggunaan yuan tidak akan sepenuhnya menggantikan posisi dolar sebagai mata uang global. Namun, hal ini sudah mulai menggantikan penggunaan dolar dalam beberapa hubungan perdagangan dengan China.
Gerard DiPippo dan Andrea Leonard Palazzi, ekonom di Washington's Center for Strategic and International Studies, menyatakan bahwa internasionalisasi renminbi semacam ini dapat mencapai tujuan Beijing, termasuk mengurangi paparan China terhadap fluktuasi nilai tukar dan mengurangi kerentanan China terhadap sanksi keuangan AS.
Cara China memperluas penggunaan yuan menjadi mata uang internasional dapat menjadi perubahan besar dalam dunia perdagangan. Dalam beberapa tahun terakhir, China berusaha untuk memperluas penggunaan yuan dalam perdagangan internasional dengan tujuan memperkecil ketergantungan terhadap dolar AS.
Mata uang yuan China perlahan tapi pasti diadopsi untuk lebih banyak pembayaran internasional. Hal tersebut dinilai dapat meletakkan dasar untuk sistem perdagangan yang berjalan paralel dengan dolar AS yang dominan.
Dalam beberapa waktu terakhir, data menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya lebih banyak transaksi lintas batas dengan China diselesaikan dalam yuan pada Maret daripada dalam dolar. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan penggunaan yuan dalam perdagangan internasional.
Adapun Argentina telah mengumumkan siap secara teratur membayar barang-barang China dalam yuan dan bukan dolar. Kehadiran mata uang yuan ini akan memperluas kemampuan negara lain dalam melakukan perdagangan internasional dengan China.
Sementara dolar masih mendominasi mata uang perdagangan dunia, makin banyak kesepakatan bilateral yang mengatur pembayaran yuan dengan China, mulai dari pembelian minyak China di Timur Tengah hingga perdagangan dari Brazil ke Rusia.
Peningkatan penggunaan yuan juga didorong oleh sanksi Barat, khususnya dari AS, terhadap Rusia yang mengeluarkannya dari sistem pembayaran global. Hal tersebut mendorong negara lain untuk mempercepat pengembangan mata uang alternatif untuk perdagangan.
"Eksportir dan importir komoditas terbesar dunia - China, Rusia, dan Brasil - sekarang bekerja sama menggunakan yuan untuk pembayaran lintas batas," kata Chi Lo, ahli strategi investasi senior di BNP Paribas Asset Management di Hong Kong, dikutip dari Reuters, Jumat (28/4/2023).
Dalam jangka panjang, penggunaan yuan dalam perdagangan internasional dapat menjadi ancaman bagi dominasi dolar AS. Hal ini dapat terjadi jika lebih banyak negara mulai menggunakan yuan sebagai mata uang perdagangan internasional.
Peningkatan penggunaan yuan tersebut dapat memperluas pengaruh China dalam perekonomian global dan menurunkan ketergantungan terhadap dolar AS. China sendiri telah lama berusaha untuk meningkatkan penggunaan yuan dalam perdagangan internasional.
Meskipun begitu, penggunaan yuan tidak akan menggantikan dolar AS secara global. Namun, penggunaan yuan dapat menggantikan dolar dalam beberapa hubungan perdagangan China.
"Ini tidak akan menggantikan dolar AS secara global, tetapi sudah mulai menggantikan dolar dalam beberapa hubungan perdagangan China," kata Gerard DiPippo dan Andrea Leonard Palazzi, ekonom di Washington's Center for Strategic and International Studies.
Dalam jangka panjang, internasionalisasi renminbi dapat mencapai tujuan Beijing, termasuk mengurangi paparan China terhadap fluktuasi nilai tukar dan mengurangi kerentanan China terhadap sanksi keuangan AS. Dalam beberapa tahun ke depan, akan menarik untuk melihat apakah yuan dapat terus naik dalam perdagangan global dan mengambil pangsa pasar dari dolar AS.
Selain itu, adopsi yuan oleh lebih banyak negara juga dapat membantu memperkuat pengaruh China di kancah global. Seiring dengan kekuatan ekonominya yang terus tumbuh, China dapat memanfaatkan penggunaan yuan untuk memperluas kepentingan politik dan ekonominya di seluruh dunia.
Namun, perlu diingat bahwa proses internasionalisasi mata uang tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, adopsi yuan juga tergantung pada kepercayaan pasar dan stabilitas ekonomi China. Jika terjadi goncangan ekonomi atau politik di China, hal tersebut dapat mempengaruhi kepercayaan pasar dan memperlambat proses internasionalisasi yuan.
Dalam hal ini, China perlu terus melakukan reformasi ekonomi dan keuangan, serta memperkuat transparansi dan akuntabilitas sistem keuangan dan moneternya. Dengan demikian, China dapat memperkuat kepercayaan pasar dan mempercepat proses internasionalisasi yuan.
Secara keseluruhan, adopsi yuan sebagai mata uang internasional yang lebih kuat dapat membawa dampak yang signifikan bagi ekonomi China dan global. Dalam beberapa tahun ke depan, kita akan melihat apakah China dapat terus memperkuat posisinya di kancah perdagangan dan keuangan global dengan menggunakan yuan sebagai alat yang lebih efektif.