belajar online
Berita Pendidikan
cara belajar online
covid 19
Covid-19
dampak sekolah di rumah
efektif belajar di rumah
sekolah

Kebijakan pemerintah ini, bertujuan untuk menghambat penyebarluasan virus Covid-19 di lingkungan sekolah dan kampus, yang tengah menjadi pandemi sejak Bulan Maret tahun lalu. Dari kebijakan ini, terdapat dampak yang harus diterima sebagai konsekuensinya. Berikut ini beberapa dampak sekolah di rumah yang muncul pada kebijakan ini:
Dari beberapa sekolah dasar yang saya amati di lingkungan sekitar saya, sistem pembelajaran yang digunakan pada siswa sekolah dasar, kebanyakan para siswa hanya diberikan tugas setiap harinya, tanpa diberikan pengarahan materi lebih lanjut, secara online.
Para siswa dituntut harus bisa memahami materi secara mandiri, melalui buku atau link video yang di berikan tanpa diberikan penjelasan secara langsung oleh guru. Pada kurikulum yang berlaku saat ini, buku yang digunakan berbeda dengan buku yang digunakan pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum KTSP.
Pada kurikulum yang berlaku buku yang digunakan berupa buku tematik, yangmana beberapa pelajaran bercampur menjadi dalam satu buku, dan materi yang disampaikan kurang terperinci, sehingga harus banyak mencari dari referensi lain untuk melengkapi materi.
Banyak gangguan yang menjadikan para siswa malas untuk belajar, mulai dari kecanduan game, lebih mengutamakan bermain bersama teman sebayanya, hingga pada kecanduan media sosial bagi pelajar tingkat lanjut dan juga mahasiswa.
Dengan keterbatasan pengetahuannya, para siswa akan melakukan kecurangan untuk mendapatkan hasil yang baik. Apalagi ketika peraturan ujian take home dan close book, sudah dapat dipastikan hampir 100% pelajar akan melanggar peraturan untuk tidak membuka buku.
Pada hal, pelajar tidak sepenuhnya salah, namun, juga ada peran sistem penilaian masyarakat yang masih menjadi stigma kuat. Dimana, orang akan lebih banyak melihat dan menghargai mengenai hasil dibandingkan dengan prosesnya. Sehingga, hal inilah yang menjadi acuan para pelajar untuk mendapatkan hasil yang baik, meski harus menggunakan cara yang kotor. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka akan menumbuhkan generasi yang tidak jujur dan koruptif.
Dengan sistem yang seperti ini maka pelajar akan lebih cenderung mengutamakan kepentingan dirinya, dibandingkan dengan menjalin relasi dengan teman-temannya.
Itulah, beberapa dampak dari kebijakan mengenai sekolah di rumah yang membawa banyak pengaruh buruk untuk intelegensi dan emosional generasi penerus bangsa.
DAMPAK SEKOLAH DI RUMAH SELAMA PANDEMI

DAMPAK SEKOLAH DI RUMAH SELAMA PANDEMI
Sudah bukan menjadi rahasia lagi, jika dampak dari kebijakan pemerintah dalam menyikapi pandemi Covid-19 mengenai sekolah di rumah memiliki banyak dampak yang buruk bagi para siswa. Hingga bulan ini, Juni 2021, kebijakan sekolah di rumah yang di keluarkan oleh pemerintah pada bulan Maret 2020, telah mencapai waktu 15 bulan lamanya, yang setara dengan 2 setengah semester.Kebijakan pemerintah ini, bertujuan untuk menghambat penyebarluasan virus Covid-19 di lingkungan sekolah dan kampus, yang tengah menjadi pandemi sejak Bulan Maret tahun lalu. Dari kebijakan ini, terdapat dampak yang harus diterima sebagai konsekuensinya. Berikut ini beberapa dampak sekolah di rumah yang muncul pada kebijakan ini:
Menurunkan mutu pelajar
Tingkat Sekolah dasar memiliki dampak yang paling tinggi pada hal ini. Dimana tingkat sekolah dasar yang biasanya menjadi ilmu dasar yang akan dipergunakan hingga pada tingkat lanjut, namun para siswa pada tingkat ini, tidak mendapatkan ilmu dasar secara maksimal.Dari beberapa sekolah dasar yang saya amati di lingkungan sekitar saya, sistem pembelajaran yang digunakan pada siswa sekolah dasar, kebanyakan para siswa hanya diberikan tugas setiap harinya, tanpa diberikan pengarahan materi lebih lanjut, secara online.
Para siswa dituntut harus bisa memahami materi secara mandiri, melalui buku atau link video yang di berikan tanpa diberikan penjelasan secara langsung oleh guru. Pada kurikulum yang berlaku saat ini, buku yang digunakan berbeda dengan buku yang digunakan pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum KTSP.
Pada kurikulum yang berlaku buku yang digunakan berupa buku tematik, yangmana beberapa pelajaran bercampur menjadi dalam satu buku, dan materi yang disampaikan kurang terperinci, sehingga harus banyak mencari dari referensi lain untuk melengkapi materi.
Meningkatkan rasa malas
Kegiatan belajar di rumah dapat meningkatkan rasa malas pada siswa. Dimana peraturan di rumah, tidak seformal peraturan di sekolah. Banyak orang tua yang mengeluh mengenai anak yang sulit untuk belajar secara rutin dan teratur seperti belajar di sekolah.Banyak gangguan yang menjadikan para siswa malas untuk belajar, mulai dari kecanduan game, lebih mengutamakan bermain bersama teman sebayanya, hingga pada kecanduan media sosial bagi pelajar tingkat lanjut dan juga mahasiswa.
Menurunkan kejujuran
Kejujuran yang seharusnya menjadi aspek penting dalam belajar, kini sudah menurun drastis. Misalnya saja saat ujian semester, ketika para siswa malas belajar, dan menjadikan dirinya tidak memahami materi pembelajaran, maka para siswa tidak dapat menjawab soal ujian dengan baik.Dengan keterbatasan pengetahuannya, para siswa akan melakukan kecurangan untuk mendapatkan hasil yang baik. Apalagi ketika peraturan ujian take home dan close book, sudah dapat dipastikan hampir 100% pelajar akan melanggar peraturan untuk tidak membuka buku.
Pada hal, pelajar tidak sepenuhnya salah, namun, juga ada peran sistem penilaian masyarakat yang masih menjadi stigma kuat. Dimana, orang akan lebih banyak melihat dan menghargai mengenai hasil dibandingkan dengan prosesnya. Sehingga, hal inilah yang menjadi acuan para pelajar untuk mendapatkan hasil yang baik, meski harus menggunakan cara yang kotor. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka akan menumbuhkan generasi yang tidak jujur dan koruptif.
Menurunkan kecakapan bersosialisasi
Lingkungan sekolah yang merupakan cara terbesar untuk melatih skill bersosial pelajar, dan belajar membangun relasi oertemanan, kini tidak bisa lagi sepenuhnya menjadi sarana sosialisasi. Apalagi, ketika melanjutkan sekolah pada tingkat lanjut yang baru, dengan teman-teman baru yang akan saling asing, dan tidak bisa seakrab ketika bertemu secara langsung secara kontinyu.Dengan sistem yang seperti ini maka pelajar akan lebih cenderung mengutamakan kepentingan dirinya, dibandingkan dengan menjalin relasi dengan teman-temannya.
Itulah, beberapa dampak dari kebijakan mengenai sekolah di rumah yang membawa banyak pengaruh buruk untuk intelegensi dan emosional generasi penerus bangsa.
Persiapan untuk Sekolah Online
Via
belajar online
Posting Komentar