Berita Pendidikan
pendidikan seksual
sex education

Pendidikan seksual menegang peranan yang sangat penting untuk menyelamatkan generasi bangsa, agar tidak salah langkah dalam menjalankan kehidupannya. Tidak dipungkiri, bahwa masa remaja adalah masa dengan tingkat eksplorasi tertinggi, banyak hal yang menjadi pancingan atas rasa penasaran para remaja, tak terkecuali dengan pengalaman seksual yang belum saatnya. Selain itu, juga pada masa remajalah munculnya ketertarikan terhadap lawan jenis, serta birahinya. Apabila seorang remaja tidak dapat menahan birahinya, maka akan berdampak sangat fatal bagi dirinya dan masa depannya.
Untuk mengurangi penyimpangan seksual pada masa remaja, maka sudah seharusnya pendidikan seksual dilakukan secara terperinci.
Pendidikan seksual sendiri, haruslah diberikan secara bertahap sejak masa usia batita. Yaitu pada usia maksimal 2 tahun, orang tua haruslah memperkenalkan macam jenis kelamin, pada anaknya. Sehingga, ini menjadi pendidikan dasar, agar anak tidak mengalami penyimpangan seksual untuk ke depannya.
Yang selanjutnya yaitu saat anak pada usia 3-5 tahun dengan memberi pengetahuan mengenai alat-alat vitalnya yang tidak boleh disentuh oleh siapa pun, kecuali dirinya dan ibunya. Seperti, payudara, vagina dan penis.
Tahapan selanjutnya adalah pada usia 12 tahun ke atas, di mana pada saat itulah anak-anak haruslah diberikan pengetahuan lebih lanjut mengenai anatomi sistem reproduksi pada manusia, sesuai dengan jenis kelaminnya. Serta pengenalan mengenai penyakit menular seksual. Jika pada tahap pertama badan kedua, pembelajaran seksual diberikan oleh orang tua, lain halnya pada tahap ini. Di mana, pada tahap ke tiga ini, anak dapat mendapatkan pembelajarannya dalam dua cara, yaitu melalui pendidikan formal yaitu dengan pelajaran di sekolah, dan pendidikan non-formal yang juga melibatkan orang tua serta dari sosial media, yang tentunya harus diawasi oleh orang tua.
Pendidikan seksual yang tidak sempurna akan cenderung membuat anak mengalami penyimpangan seksual, yang tidak hanya berdampak untuk jangka panjang, namun juga pada jangka panjang.
Di mana, anak justru berperilaku tidak sesuai dengan jenis kelaminnya, namun justru berperilaku seperti pada lawan jenisnya, sudah seharusnya, jika mendapati anak berperilaku seperti ini, maka sebaiknya di berikan nasihat terlebih dahulu. Namun, jika tidak berhasil, maka akan lebih baik di bawa kepada ahlinya, yaitu psikolog.
2. Ketertarikan pada sesama jenis
Hal ini tentu menjadi hal yang sangat menyimpang, baik secara moral, sosial, maupun agama. Meskipun beberapa kalangan saat ini mulai bersuara mengenai hal ini. Namun secara agama tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun.
3. Tidak bisa mengontrol birahinya
Sudah selayaknya, jika manusia memiliki nafsu birahi, namun yang menjadi penyimpangan seksual adalah, ketika seseorang tidak dapat mengontrol nafsu birahinya. Hal itu jelas salah, karena dengan hal inilah yang akan menyebabkan pelecehan seksual, dan kekerasan seksual pada lawan jenis.
4. Ketertarikan terhadap anak di bawah umur
Perilaku pedofila ini, merupakan dampak jangka panjang yang muncul ketika pendidikan seksual tidak diterima secara sempurna saat pada masa pembentukan jati dirinya.
Selain untuk menghindari penyimpangan seksual, pendidikan seksual juga penting untuk mengurangi resiko pernikahan dini karena hamil di luar nikah, hingga menurunkan jumlah aborsi karena adanya kehamilan yang tidak diinginkan, serta mencegah penularan penyakit seksual seperti HIV/AIDS, syipilis, ghonore, Dan lain sebagainya.
Itulah beberapa hal yang menggambarkan betapa pentingnya pendidikan seksual yang masih dianggap tidak layak diperbincangkan di area umum dan di depan anak-anak. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.
SEX EDUCATION, PENYELAMAT GENERASI BANGSA

SEX EDUCATION, PENYELAMAT GENERASI BANGSA
Di Indonesia, sex education atau disebut juga dengan pembelajaran tentang hal-hal seksual, masih dianggap tabu bagi sebagian besar masyarakatnya. Karena, tidak adanya pendidikan seksual secara rinci, maka hal itu justru memancing rasa penasaran bagi para remaja untuk mengalami pengalaman seksual, yang belum saatnya.Pendidikan seksual menegang peranan yang sangat penting untuk menyelamatkan generasi bangsa, agar tidak salah langkah dalam menjalankan kehidupannya. Tidak dipungkiri, bahwa masa remaja adalah masa dengan tingkat eksplorasi tertinggi, banyak hal yang menjadi pancingan atas rasa penasaran para remaja, tak terkecuali dengan pengalaman seksual yang belum saatnya. Selain itu, juga pada masa remajalah munculnya ketertarikan terhadap lawan jenis, serta birahinya. Apabila seorang remaja tidak dapat menahan birahinya, maka akan berdampak sangat fatal bagi dirinya dan masa depannya.
Untuk mengurangi penyimpangan seksual pada masa remaja, maka sudah seharusnya pendidikan seksual dilakukan secara terperinci.
Pendidikan seksual sendiri, haruslah diberikan secara bertahap sejak masa usia batita. Yaitu pada usia maksimal 2 tahun, orang tua haruslah memperkenalkan macam jenis kelamin, pada anaknya. Sehingga, ini menjadi pendidikan dasar, agar anak tidak mengalami penyimpangan seksual untuk ke depannya.
Yang selanjutnya yaitu saat anak pada usia 3-5 tahun dengan memberi pengetahuan mengenai alat-alat vitalnya yang tidak boleh disentuh oleh siapa pun, kecuali dirinya dan ibunya. Seperti, payudara, vagina dan penis.
Tahapan selanjutnya adalah pada usia 12 tahun ke atas, di mana pada saat itulah anak-anak haruslah diberikan pengetahuan lebih lanjut mengenai anatomi sistem reproduksi pada manusia, sesuai dengan jenis kelaminnya. Serta pengenalan mengenai penyakit menular seksual. Jika pada tahap pertama badan kedua, pembelajaran seksual diberikan oleh orang tua, lain halnya pada tahap ini. Di mana, pada tahap ke tiga ini, anak dapat mendapatkan pembelajarannya dalam dua cara, yaitu melalui pendidikan formal yaitu dengan pelajaran di sekolah, dan pendidikan non-formal yang juga melibatkan orang tua serta dari sosial media, yang tentunya harus diawasi oleh orang tua.
Pendidikan seksual yang tidak sempurna akan cenderung membuat anak mengalami penyimpangan seksual, yang tidak hanya berdampak untuk jangka panjang, namun juga pada jangka panjang.
Berikut ini penyimpangan seksual yang dapat terjadi:
1. Berperilaku tidak selayaknyaDi mana, anak justru berperilaku tidak sesuai dengan jenis kelaminnya, namun justru berperilaku seperti pada lawan jenisnya, sudah seharusnya, jika mendapati anak berperilaku seperti ini, maka sebaiknya di berikan nasihat terlebih dahulu. Namun, jika tidak berhasil, maka akan lebih baik di bawa kepada ahlinya, yaitu psikolog.
2. Ketertarikan pada sesama jenis
Hal ini tentu menjadi hal yang sangat menyimpang, baik secara moral, sosial, maupun agama. Meskipun beberapa kalangan saat ini mulai bersuara mengenai hal ini. Namun secara agama tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun.
3. Tidak bisa mengontrol birahinya
Sudah selayaknya, jika manusia memiliki nafsu birahi, namun yang menjadi penyimpangan seksual adalah, ketika seseorang tidak dapat mengontrol nafsu birahinya. Hal itu jelas salah, karena dengan hal inilah yang akan menyebabkan pelecehan seksual, dan kekerasan seksual pada lawan jenis.
4. Ketertarikan terhadap anak di bawah umur
Perilaku pedofila ini, merupakan dampak jangka panjang yang muncul ketika pendidikan seksual tidak diterima secara sempurna saat pada masa pembentukan jati dirinya.
Selain untuk menghindari penyimpangan seksual, pendidikan seksual juga penting untuk mengurangi resiko pernikahan dini karena hamil di luar nikah, hingga menurunkan jumlah aborsi karena adanya kehamilan yang tidak diinginkan, serta mencegah penularan penyakit seksual seperti HIV/AIDS, syipilis, ghonore, Dan lain sebagainya.
Tips Memberikan Pendidikan Seksual pada Anak
Itulah beberapa hal yang menggambarkan betapa pentingnya pendidikan seksual yang masih dianggap tidak layak diperbincangkan di area umum dan di depan anak-anak. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.
Posting Komentar